• Jelajahi

    Copyright © HEiYO
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Follow Us on Facebook

    Hipertermia: Penyebab, Gejala, Cara Mengobati

    Jumat, 14 Juni 2019, Juni 14, 2019 WIB Last Updated 2023-06-27T17:02:07Z
    masukkan script iklan disini
    Jangan lupa membaca artikel tentang bisnis di > Informasi bisnis terbaik 2020.

    hipertermia-doktersehat

    DokterSehat.Com – Jika selama ini Anda akrab dengan istilah ‘hipotermia’ sebagai suatu kondisi yang mana terjadi penurunan suhu inti tubuh, maka sejatinya ada juga yang disebut sebagai ‘hipertermia’ di mana yang terjadi adalah sebaliknya, yakni suhu inti tubuh mengalami peningkatan yang sangat drastis dari suhu tubuh normal. Ketahui apa itu hipertermia, penyebab hipertermia, hingga cara mengatasi hipertermia.

    Apa Itu Hipertermia?

    Hipertermia adalah istilah untuk menggambarkan kondisi naiknya suhu inti tubuh jauh melebihi suhu normal. Seseorang mengalami hipertermia manakala tubuhnya memiliki ketidakmampuan untuk menahan suhu panas yang ada di sekitar. Akibatnya, tubuh akan merasa kepanasan, kendati sedang tidak mengalami demam yang biasanya dikaitkan dengan tubuh panas.

    Hipertermia adalah kondisi tubuh ‘overheated’, yang mana hal ini rentan dialami oleh anak bayi hingga usia 4 tahun, pun mereka yang memiliki berat badan berlebih (obesitas), kerap beraktivitas di luar ruangan, hingga lansia dengan rentang usia di atas 65 tahun. Hipertermia tidak boleh disepelekan karena sama seperti ‘saudaranya’ yakni hipotermia, kondisi ini bisa berakibat fatal jika tak segera ditangani.

    Penyebab Hipertermia

    Tubuh yang terpapar suhu panas menjadi penyebab hipertermia yang paling utama. Hal ini lazimnya terjadi apabila Anda sedang berada di tempat yang memiliki suhu tinggi, seperti pabrik, area kebakaran, atau luar ruangan yang terpapar sinar matahari secara langsung.

    Aktivitas fisik yang dilakukan dalam jangka waktu cukup lama juga turut andil dalam menaikkan suhu inti tubuh hingga mengalami hipertermia. Sementara itu, konsumsi obat-obatan seperti obat untuk penyakit jantung dan obat diuretik berdampak pada penurunan kemampuan tubuh untuk memproduksi keringat yang berfungsi sebagai ‘pendingin’ tubuh.

    Hipertermia juga dipengaruhi oleh sejumlah faktor risiko, yaitu:

    • Anak-anak usia bayi hingga 4 tahun
    • Lansia > 65 tahun
    • Penderita tekanan darah tinggi (hipertensi)
    • Penderita obesitas
    • Pelaku diet rendah garam

    Ciri dan Gejala Hipertermia

    Berdasarkan ciri dan gejalanya, hipertermia dikelompokkan ke dalam beberapa jenis, dari yang terbilang ringan hingga berat sekalipun. Berikut ini adalah jenis-jenis hipertermia beserta gejala hipertermia yang perlu Anda ketahui.

    1. Heat Fatigue

    Heat fatigue adalah jenis hipertermia yang terjadi akibat seseorang berada di tempat yang terlalu panas dalam waktu yang cukup lama. Hipertermia jenis ini bisa berakibat pada kondisi stres dan ketidaknyamanan pada tubuh.

    Ciri dan gejala hipertermia heat fatigue adalah:

    • Tubuh terasa panas
    • Rasa haus berlebihan
    • Tubuh terasa lelah
    • Koordinasi tubuh mengalami penurunan
    • Hilang konsentrasi

    2. Heat Stress

    Heat stress adalah kondisi di mana tubuh yang terlalu lama terpapar suhu tinggi tidak lagi mampu untuk menahan paparan suhu tersebut. Selain berada di tempat panas, menggunakan pakaian yang terlalu tebal ketika udara sedang lembap juga menjadi penyebab hipertermia yang satu ini.

    Heat stress ditandai dengan gejala sebagai berikut:

    • Panas tubuh melebihi batas normal
    • Sakit dan pusing kepala
    • Rasa haus berlebihan
    • Perut mual

    3. Heat Rash

    Jenis hipertermia heat rash ini dikaibatkan oleh adanya penyumbatan pada dan pembengkakan pada saluran keringat. Akibatnya, keringat yang seharusnya bertugas untuk mendinginkan tubuh saat terpapar panas tidak dapat menjalankan tugasnya.

    Anak bayi menjadi kelompok usia yang rentan terkena heat rash, walaupun tak menutup kemungkinan orang dewasa juga bisa mengalaminya. Ciri atau gejala heat rash yakni timbul ruam berwarna kemerahan pada kulit yang disertai rasa gatal.

    4. Heat Cramps

    Manakala Anda melakukan olahraga atau aktivitas lainnya di tempat panas dalam kurun waktu beberapa jam, kemudian merasakan kram pada otot yang teramat sakit, hal ini kemungkinan merupakan pertanda dari heat cramps.

    Heat cramps tergolong ke dalam jenis hipertermia. Kondisi kram tersebut umumnya menyerang otot pundak, paha, dan betis.

    5. Heat Syncope

    Sebagaimana hipertermia pada umumnya, heat syncope adalah kondisi yang diakibatkan oleh ketidakmampuan tubuh dalam menyesuaikan diri dengan iklim atau suhu di sekitarnya (aklimatisasi). Selain itu, dehidrasi juga menjadi penyebab hipertermia yang satu ini.

    Ciri dan gejala hipertermia heat syncope berupa kepala pusing yang berujung pada kondisi pingsan (sinkop) pasca Anda terlalu lama berdiri atau bangun tiba-tiba dari posisi berbaring.

    6. Heat Exhaustion

    Aktivitas fisik yang berat ditambah kondisi lingkungan yang bersuhu tinggi selanjutnya berdampak padda terjadinya hipertermia heat exhaustion. Di samping tubuh yang mengalami peningkatan suhu jauh di atas normal, jenis hipertermia ini akan membuat denyut nadi Anda berdetak lebih cepat, pun produksi keringat yang berlebih.

    7. Heat Edema

    Apakah Anda pernah duduk di tempat yang panas dalam waktu yang cukup lama, kemudian secara tiba-tiba tubuh merasakan panas yang tidak wajar? Jika ya, maka kondisi ini disebut sebagai heat edema.

    Heat edema lantas juga disertai oleh gejala lainnya, yakni pembengkakan yang terjadi pada area tangan dan kaki.

    Diagnosis Hipertermia

    Guna memastikan apakah Anda mengalami hipertermia atau tidak, acap kali juga memerlukan diagnosis dari dokter. Oleh sebab itu, manakala mengalami satu atau lebih daripada gejala di atas, baiknya segera periksakan diri ke dokter agar dapat dipastikan jenis hipertermia apa yang dialami, dan penanganan medis yang tepat dapat dilakukan.

    Umumnya, dokter akan terlebih dahulu menanyakan riwayat medis pasien, berikut aktivitas fisik yang kerap dilakukan serta apa saja yang sudah dilakukan dalam mengatasi keluhan. Setelah itu, dokter akan memeriksa kondisi fisik pasien dengan merujuk pada ciri dan gejala khas hipertermia.

    Dokter juga akan memeriksa pasien menggunakan thermometer. Apabila suhu tubuh pasien berada di atas 40 derajat celcius, maka dapat dipastikan jika pasien mengalami hipertermia.

    Pengobatan Hipertermia

    Sama seperti hipotermia, hipertermia dapat berujung pada kematian jika tidak segera ditangani. Beberapa langkah pengobatan hipertermia meliputi:

    • Rehidrasi, yakni memperbanyak asupan cairan ke dalam tubuh
    • Melakukan ‘pendinginan’ tubuh, yakni dengan cara berdiam di tempat yang memiliki udara dingin, memasang pendingin ruangan, mandi dengan air dingin, hingga menaruh kantung es di bagian tertentu dari tubuh seperti pundah atau ketiak

    Jika cara-cara di atas belum juga membuat hipertermia mereda, segera kunjungi dokter agar bisa ditangani lebih lanjut.

    Pencegahan Hipertermia

    Mengingat hipertermia disebabkan oleh paparan suhu tinggi, maka cara mencegah hipertermia yang bisa Anda lakukan adalah:

    • Tidak berada di tempat dengan suhu tinggi dalam waktu lama
    • Tidak berada di bawah sinar matahari dalam waktu lama
    • Tidak menggunakan pakaian tebal saat berada di tempat panas
    • Hindari tubuh dari dehidrasi


    Selain sebagai media informasi kesehatan, kami juga berbagi artikel terkait bisnis.

    Komentar

    Tampilkan

    Terkini